Marrosnews.com
Setu - Bekasi | Minggu, 23 Juni 2024
Sebagai orang percaya menjadi suatu kewajiban mengimani penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Dari sekian lama atau sesering mungkin mendengar firman Tuhan dan mengikuti berbagai acara kebaktian, bertujuan untuk dapat mengubah sifat kemanusiaan kita, supaya memiliki karakter Kristus yang kita akui sebagai Tuhan. Sebab itulah yang terpenting dalam penerapan keyakinan, jangan sekedar mengakui tapi harus terdepan juga dalam pelaksanaan, yaitu saling mengasihi dan saling peduli satu sama lain.
Pdt, Dr, Marihot Napitu sebagai Bapak gembala di gereja GPDI, Minggu pagi ini melayani di komplek Perumahan Graha Asri Residence Ruko Jl. Puri Asri Raya, Telajung, Kec, Cikarang Barat, Kab Bekasi, Jawa Barat. Dalam ayat firman yang tertulis di mazmur 107 : 22 - 32, Thema : "Berseru Kepada Tuhan Dalam Kesesakan" Yang mengangkat kisah Daud sebelum Raja dan sesudah Raja. Sebagai pemazmur Daud juga menghadapi kelemahan sebagai manusia, hidupnya tidak lepas dari ujian.
"Siapkah kira-kira yang mau berteman dengan seorang gembala, yang bau hewan seperti yang digembalakan nya" tanya Marihot dalam penyampaian materi firman. "Tapi setelah situasi Daud berubah, Tuhan mengangkat Daud menjadi seorang Raja semua terlihat berubah, dan yang paling sedih adalah imannya ikut berubah, sehingga kemuliaan Tuhan meninggalkan tubuh Daud" jelas Pak Gembala yang sebentar lagi akan menerima penghormatan gelar profesor dari pemerintah.
"Sama hal seperti kisah Adam dan Hawa, kenapa mereka tidak malu dalam keadaan telanjang, jawabannya adalah karena ditutupi oleh kemuliaan Tuhan. Demikian kita semua manusia, kita pasti memiliki kisah-kisah yang membuat kita malu, perasaan kita tidak ada orang yang tau, maka kita percaya diri tampil dengan gagah di mimbar sebagai pejabat, pendeta, tokoh masyarakat, dll. Kita tidak menyadari bahwa perbuatan memalukan kita ditutupi oleh kemuliaan Tuhan. Hal-hal seperti inilah yang terus berproses dalam diri orang percaya, apalagi sebagai tokoh dan pejabat negara harus mau menyadari penyertaan Tuhan dalam hidupnya" ungkap Marihot.
Selanjutnya "Pelayanan itu jangan dijadikan kebanggaan, tapi melayani itu sebagai wujud rasa syukur kita atas anugerah-Nya. Taman Tuhan itu adalah tempat keindahan untuk karya ciptaan-Nya, Tuhan tidak pernah asal mencipta, artinya, kalau ada orang tua yang menelantarkan anaknya berarti dia adalah Adam yang dicampakkan, atau orang tua yang kehilangan kemuliaan Tuhan, maka tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Oleh karena itu, tidak ada sesuatu apapun yang dapat menutupi rasa malu kita selain kemuliaan Tuhan"
"Demikian Adam dan Hawa setelah makan buah perjanjian, maka kemuliaan Tuhan meninggalkan tubuh Adam dan Hawa, dan mereka mencoba menutupi kemaluannya dengan berbagai macam cara yaitu, dengan daun, dengan kulit pohon dan dengan kulit binatang, namun semua itu tetap sia-sia karena dapat rusak. Demikian pula Daud ketika dalam lindungan kemuliaan Tuhan, Roh Kudus memampukan Daud merobek mulut singa, mengalahkan Goliath bertubuh besar, artinya, Roh Kudus dapat merobek kekuatan iblis asal kita tetap setia menjaga kemuliaan Tuhan dalam diri kita" ungkap Pdt, Dr Marihot Napitu.
Tim/Red
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon